Hanya sebuah catatan pemikiran sederhana

Feat

HIDUP SEBAGAI BAYANGAN DI DUNIA LUAR


CERITA SEDIH

Ada apa dengan hidupku, hidup dengan penuh rasa kebingungan dan keraguan yang melanda di setiap tindakanku selama ini. Hidup di dunia baru tidak menambah ilmu baru melainkan hanya mendapatkan kebodohan yang akan menghancurkan cita – citaku menuju surga. Ataukah aku yang selalu jauh dariMu ataukah Engkau yang memberi aku cobaan ini. Aku selalu merasa takut akan kehilangan semua, teman yang benar – benar teman seperjuangan, pandangan hidupku yang dirasa orang lain adalah aneh, serta keluargaku yang selalu memberi dukungan dan motivasi untuk menghadapi kehidupan ini. Selama perpindahanku dari daerah asalku untuk menempuh pendidikan tinggi aku merasa selama ini yang melakukan aktivitas adalah bayanganku, bukan sosok diriku yang asli. Mungkin karena jurusan yang bukan dari habitatku. Aku merasa sedih dan bingung untuk menghadapi tekanan – tekanan yang melanda fikiran dan batinku. Aku selalu diam menyendiri di dalam kamar dan jarang sekali keluar, paling – paling keluar ketika sholat di masjid dan kalau ada jam kuliah, selebihnya ku habiskan di kamar untuk membaca buku dan di depan laptop untuk menutupi kesedihan yang selama ini aku derita. Aku selalu takut keluar, aku takut untuk bergaul dengan mereka hanya beberapa teman yang bisa aku kendalikan agar aku tidak terpengaruh tapi di dunia baru ini, 1:50 kerusakan yang selalu aku lihat. Aku selalu berdoa kepada sang Illahi untuk selalu membimbingku menghadapi ini semua walaupun hanya satu tahun. Karena pada satu tahun ini aku harus belajar beradaptasi tanpa orang tua tanpa kenyamanan yang ada dirumah dan beradaptasi menghadapi kerusakan moral yang ada di lingkunganku. Terkadang aku merasa tidaklah berguna bagi lingkunganku yang ada di dunia baru ini, aku merasa menjadi aib bagi mereka. Tapi mereka bagiku adalah aib selama menjalani kehidupan. Aku merasa takut untuk menjalani kehidupan ini, takut akan pertanggung jawaban kelak. Apa yang aku berikan kepada lingkunganku? Apa yang telah aku rubah untuk lingkunganku? Aku hanya menjadi sampah perubahan masyarakat yang tidak bisa memberi manfaat bagi orang lain. Aku selalu bertanya – tanya sebenarnya apa yang mereka fikirkan ketika menjalani kehidupan ini, apakah hanya bersenang – senang tanpa ada kejelasan dan pertanggung jawaban. Hidup dengan kebodohanku, aku selalu berkata “All Is Well” untuk menutupi kesedihanku. Karena aku adalah manusia pengecut yang tidak bisa menunjukkan keadaan yang sebenarnya terjadi pada diriku. Aku selalu tersenyum dengan penuh keterpaksaan agar semua orang tidak ikut sedih seperti apa yang aku rasakan. Tidak akan pernah ada yang tahu sebenarnya diriku ini. Aku adalah selalu membawa kesialan bagi lingkunganku, kehancuran, ketidakeraturan. Tapi kenapa semua orang menganggapku orang yang sangat berpengaruh? Kenapa aku dianggap orang yang pintar, cerdas? Padahal aku orang bodoh yang hidup dengan imajinasiku ketika menjalani kehidupan ini. Di dunia baruku aku selalu ingin bercerita, entah kepada siapa aku bercerita karena sandaran yang biasa aku sandari jauh disana. Aku hanya bisa mengalirkan tangisanku kepada sajak – sajak dan tulisan – tulisan yang tidak jelas kepada siapa sajak dan tulisan ini dituju. Orang yang selalu membuat orang lain sengsara itulah aku. Terkadang kebencianku mulai tumbuh ketika aku melihat lingkungan masyarakatku, kebencian ingin menumpas semua dari muka bumi ini. Apa guna mereka karena hanya membuat bencana dan kerusakan saja, tapi itu semua tidaklah baik aku dituntut untuk memperbaiki mereka bukan membunuh mereka dan itu tanggung jawab yang besar, padahal mereka belum entu memikirkan aku, tapi aku setiap detik, setiap menit, setiap jam selalu memikirkan mereka, bagaimana caranya agar lingkunganku bisa menjadi lingkungan yang seimbang (baik). Aku tidak pernah memikirkan diriku sendiri apa yang akan terjadi beberapa tahun yang akan datang, tapi aku selalu memikirkan bagaimana keadaan masyarakatku pada beberapa tahun yang akan datang. Akankah sama seperti ini atau bahkan lebih rusak atau akan menjadi masyarakat yang baik. Aku hanya sosok remaja berusia 19 tahun yang hidup selama ini tanpa memberi manfaat dan juga tidak akan digubris apa yang akan aku omongkan, aku aka selalu dianggap radio rusak dengan omongan yang tidak jelas apa maksudnya. Selalu takut menghadapi semua ini dengan sendirian, menjalani hidup denga imajinasi belaka yang tidak jelas arahnya. Wujud asliku adalah kegelapan bagi mereka, kegelapan yang akan menghancurkan dunia mereka. Hidup memang selalu tidak seperti yang aku inginkan yang aku harapkan aku selalu berusaha menghadapi semua ini dengan hati tenang dan juga akal sehat yang harus berputar. Tapi keberanianku tidaklah cukup untuk menghadapi mereka semua aku butuh teman, aku butuh sandaran, aku selalu bercerita sendiri dengan Illahi karena hanya Illahi yang mampu menjadi teman dan sandaranku meskipun berbeda dimensi tapi Engkau selalu melihatku, seandainya ada teman yang mempu aku jadikan teman dan sandaran yang ada didimensiku alangkah senangnya aku bertambah lagi teman, tapi didimensi yang sekarang aku pijak tidak ada yang mampu aku jadikan teman atau sandaran.
Tag : Diary
0 Komentar untuk "HIDUP SEBAGAI BAYANGAN DI DUNIA LUAR"

Back To Top