Dan untuk kali ini karya Taufiq Ismail yang terkenal dengan gaya bahasa yang mampu mengkritisi
Sumber : http://fithryahidayati.blogspot.co.id/2011/04/kumpulan-puisi-sastra-indonesia.html
1. LARUT MALAM SUARA SEBUAH TRUK
Karya : Taufiq Ismail
Sebuah Lasykar
truk
Masuk kota
Salatiga
Mereka
menyanyikan lagu
'Sudah Bebas
Negeri Kita'
Di jalan
Tuntang seorang anak kecil
Empat tahun
terjaga :
'Ibu, akan
pulangkah Bapa,
dan membawakan
pestol buat saya ?'
2. BAGAIMANA KALAU
Karya : Taufiq Ismail
Bagaimana kalau
dulu bukan khuldi yang dimakan Adam,
tapi buah
alpukat,
Bagaimana kalau
bumi bukan bulat tapi segi empat,
Bagaimana kalau
lagu Indonesia Raya kita rubah,
dan kepada Koes
Plus kita beri mandat,
Bagaimana kalau
ibukota Amerika Hanoi,
dan ibukota Indonesia Monaco,
Bagaimana kalau malam nanti jam sebelas,
salju turun di
Gunung Sahari,
Bagaimana kalau
bisa dibuktikan bahwa Ali Murtopo, Ali Sadikin
dan Ali
Wardhana ternyata pengarang-pengarang lagu pop,
Bagaimana kalau
hutang-hutang Indonesia
dibayar dengan
pementasan Rendra,
Bagaimana kalau
segala yang kita angankan terjadi,
dan segala yang
terjadi pernah kita rancangkan,
Bagaimana kalau
akustik dunia jadi sedemikian sempurnanya sehingga di
kamar tidur kau
dengar deru bom Vietnam, gemersik sejuta kaki
pengungsi,
gemuruh banjir dan gempa bumi sera suara-suara
percintaan anak
muda, juga bunyi industri presisi dan
margasatwa
Afrika,
Bagaimana kalau
pemerintah diizinkan protes dan rakyat kecil
mempertimbangkan
protes itu,
Bagaimana kalau
kesenian dihentikan saja sampai di sini dan kita
pelihara ternak
sebagai pengganti
Bagaimana kalau
sampai waktunya
kita tidak
perlu bertanya bagaimana lagi.
3. BAYI LAHIR BULAN MEI 1998
Karya: Taufiq Ismail
Dengarkan itu
ada bayi mengea di rumah tetangga
Suaranya keras,
menangis berhiba-hiba
Begitu lahir
ditating tangan bidannya
Belum kering
darah dan air ketubannya
Langsung dia
memikul hutang di bahunya
Rupiah sepuluh
juta
Kalau dia jadi
petani di desa
Dia akan
mensubsidi harga beras orang kota
Kalau dia jadi
orang kota
Dia akan
mensubsidi bisnis pengusaha kaya
Kalau dia bayar
pajak
Pajak itu
mungkin jadi peluru runcing
Ke pangkal
aortanya dibidikkan mendesing
Cobalah nasihati
bayi ini dengan penataran juga
Mulutmu belum
selesai bicara
Kau pasti
dikencinginya.
4. DARI CATATAN SEORANG DEMONSTRAN
Karya: Taufiq
Ismail
Inilah
peperangan
Tanpa jenderal,
tanpa senapan
Pada hari-hari
yang mendung
Bahkan tanpa
harapan
Di sinilah
keberanian diuji
Kebenaran
dicoba dihancurkn
Pada hari-hari
berkabung
Di depan
menghadang ribuan lawan
5. DOA
Karya: Taufiq Ismail
Tuhan kami
Telah nista
kami dalam dosa bersama
Bertahun-tahun
membangun kultus ini
Dalam pikiran
yang ganda
Dan menutupi
hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
Tuhan kami
Telah terlalu
mudah kami
Menggunakan
AsmaMu
Bertahun di
negeri ini
Semoga Kau rela
menerima kembali
Kami dalam
barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
6. Jalan Segara
Karya: Taufiq
Ismail
Di sinilah
penembakan
Kepengecutan
Dilakukan
Ketika pawai
bergerak
Dalam panas
matahari
Dan pelor
pembayar pajak
Negeri ini
Ditembuskan ke
pungung
Anak-anaknya
sendiri
7.Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air
Karya: Taufiq Ismail
KALIAN CETAK
KAMI JADI BANGSA PENGEMIS,
LALU KALIAN
PAKSA KAMI
MASUK MASA
PENJAJAHAN BARU,
Kata Si Toni
Kami generasi
yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara-gara
pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan
Kalian
bersengaja menjerumuskan kami-kami
Sejak lahir
sampai dewasa ini
Jadi sangat
tepergantung pada budaya
Meminjam uang
ke mancanegara
Sudah satu
keturunan jangka waktunya
Hutang selalu
dibayar dengan hutang baru pula
Lubang itu
digali lubang itu juga ditimbuni
Lubang itu,
alamak, kok makin besar jadi
Kalian
paksa-tekankan budaya berhutang ini
Sehingga apa
bedanya dengan mengemis lagi
Karena rendah
diri pada bangsa-bangsa dunia
Kita gadaikan
sikap bersahaja kita
Karena malu
dianggap bangsa miskin tak berharta
Kita pinjam
uang mereka membeli benda mereka
Harta kita
mahal tak terkira, harga diri kita
Digantung di
etalase kantor Pegadaian Dunia
Menekur
terbungkuk kita berikan kepala kita bersama
Kepada Amerika,
Jepang, Eropa dan Australia
Mereka negara
multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi
Dan
ramai-ramailah mereka pesta kenduri
Sambil kepala
kita dimakan begini
Kita diajarinya
pula tata negara dan ilmu budi pekerti
Dalam upacara
masuk masa penjajahan lagi
Penjajahnya
banyak gerakannya penuh harmoni
Mereka
mengerkah kepala kita bersama-sama
Menggigit dan
mengunyah teratur berirama
Sedih, sedih,
tak terasa jadi bangsa merdeka lagi
Dicengkeram
kuku negara multi-kolonialis ini
Bagai ikan
kekurangan air dan zat asam
Beratus juta
kita menggelepar menggelinjang
Kita
terperangkap terjaring di jala raksasa hutang
Kita
menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya
Meminjam kepeng
ke mancanegara
Dari membuat
peniti dua senti
Sampai
membangun kilang gas bumi
Dibenarkan
serangkai teori penuh sofistikasi
Kalian memberi
contoh hidup boros berasas gengsi
Dan fanatisme
mengimpor barang luar negeri
Gaya hidup
imitasi, hedonistis dan materialistis
Kalian cetak
kami jadi Bangsa Pengemis
Ketika
menadahkan tangan serasa menjual jiwa
Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa
Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya
Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami
Kalian lah yang membuat kami jadi begini
Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi
Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini
8. KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU
kepada Kang Ilen
Karya: Taufiq Ismail
Hari depan
Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan
Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian
berwarna putih dan sebagian hitam,
yang menyala bergantian,
Hari depan
Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola
yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan
Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus
juta penduduknya,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan
Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola
telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan
Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat
bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan
Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam
mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih
dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan
Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main
pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa
seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan
Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola
yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan
Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus
juta penduduknya,
Hari depan
Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian
berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Sumber : http://fithryahidayati.blogspot.co.id/2011/04/kumpulan-puisi-sastra-indonesia.html
Tag :
Materi,
Penyair Hebat
0 Komentar untuk "KUMPULAN PUISI TAUFIQ ISMAIL TERBARU 2016"