![]() |
Beragamnya sifat dan perilaku
manusia menyebabkan setiap manusia memiliki tujuan tersendiri guna memenuhi
kebutuhan yang diinginkan, dari beragamnya tujuan manusia muncullah satu dari
mereka yang berani untuk menyamakan tujuan bermasyarakat guna memperbaiki dan
menjadikan tatanan yang teratur bagi masyarakat, itulah hakikat seorang
pemimpin yang berani menyamakan tujuan masyarakat. Sehubungan dengan pemilihan
umum kepala daerah yang dilaksanakan pada bulan Februari 2017 yang terbagi hampir 7 Provinsi,
18 Kota dan 76 Kabupaten di Indonesia, ini adalah momen penentu nasib daerah
dan masyarakat hanya dengan memilih tidak sampai lima menit tapi akan
berpengaruh sampai lima tahun lamanya. Dari setiap momen pemilihan, pemimpin
yang ideal merupakan dambaan bagi masyarakat di setiap pemilihan umum, semua
kalangan masyarakat dari yang muda sampai yang tua menginginkan pemimpin yang
ideal agar mampu memaksimalkan potensi daerah dan juga mensejahterakan masyarakatnya.
Tapi kebanyakan dalam pemilihan umum saat proses berkampanye para calon
pemimpin memberikan uang, sembako, atau yang lainnya guna memperoleh dukungan.
Hal itu merupakan salah satu tindakan menyuap masyarakat, dan praktek ini terus
dilakukan sampai sekarang tanpa ada rasa malu dan bersalah. Dengan terjaganya
model kampanye seperti itu akan berdampak besar bagi sikap dan pemikiran
masyarakat kalau memilih pemimpin tergantung besar kecilnya pemberian uang.
Dengan mengakarnya pemikiran itu, secara tidak sadar masyarakatpun akan
menghalalkan proses suap menyuap, sehingga kesejahteraan masyarakat dan
kemajuan daerah tidak akan pernah terwujud karena masyarakat dan pemimpinnya
memiliki pemikiran yang sama. Para calon pemimpinpun tidak kehabisan akal
mereka memberikan uang kepada rakyat yang berada di garis kemiskinan dan
kurangnya pendidikan, mereka dibodohi dengan diberi uang atau sembako guna
mendapat suara. Padahal sudah ada larangan untuk melakukan politik uang yang
tertera UU KUHP pasal 149 ayat 1 dan 2. Padahal itu semua akan menyebabkan
kerugian yang besar bagi bangsa dan negara, masyarakat harusnya menyadari dan
memahami kesalahan yang pernah terjadi selama periode kepemimpinan yang telah
berlalu.
Dari setiap pemilihan umum setiap
masyarakat memiliki standart atau kriteria tersendiri dalam memilih pemimpinnya,
tolak dengan sekeras kerasnya pemimpin yang menggunakan politik uang, sekaligus
tidak usah dipilih karena hanya akan membebani dan menghancurkan banyak umat.
Masyarakat seharusnya memiliki standart atau kriteria yang rasional dan dapat
dipertanggung jawabkan guna kebaikan masyarakat itu sendiri tidak hanya asal
memilih dan ujung-ujungnya menyalahkan pemimpin apabila ada yang kurang
sejahtera. Seorang pemimpin harus memiliki dasar jujur karena kejujuran adalah
modal utama yang harus dimiliki pemimpin dengan kejujuran yang tinggi pemimpin
tidak akan melakukan tindakan yang bisa merugikan masyarakat. Bangsa ini sudah
kehilangan makna jujur banyak slogan “jujur bakal ajur” yang artinya orang
jujur akan hancur, tapi dengan kejujuran titik awal kebangkitan negara dimulai.
Dengan sikap dan sifat jujur dalam melakukan semua tindakan pemimpin akan
dipercaya oleh masyarakatnya. Dengan diberinya kepercayaan oleh masyarakat
pemimpin harus berani bertanggung jawab, sebagai pemimpin bukanlah sebuah
mani-main belaka, pemimpin memiliki tanggung jawab besar untuk mensejahterakan
masyarakatnya. Tugas sebagai pemimpin tidak untuk kepentingan pribadi tetapi
untuk kepentingan masyarakat banyak. Karena pemimpin dipilih dan dipercaya oleh
masyarakatnya untuk memimpin menuju sitem yang lebih baik dan mampu
mensejahterakan masyarakat. Dengan adanya rasa tanggung jawab yang tertancap
kuat pada diri pemimpin, untuk melakukan perbuatan menyimpang kemungkinan tidak
akan dilakukannya karena pemimpin yakin bahwa dirinya dipilih karena dipercaya
mampu menjadikan tatanan masyarakat lebih teratur. Masukan dari masyarakat
harus ditampung, tidak hanya ditampung lalu dibiarkan. Tetapi setiap kritikan
dan saran itu diproses dan di evaluasi selama periode kepemimpinan berlangsung.
Alangkah lebih baik pemimpin langsung turun ke lapangan untuk berdiskusi
tentang permasalahan yang di hadapi masyarakatnya merasakan apa yang dirasakan
masyarakat. Dengan seperti itu terlihat tidak ada jarak antar pemimpin dan
masyarakatnya karena pemimpin dan masyarakat adalah satu. Dari setiap
problematika yang dihadapi oleh masyarakat pemimpin harus mampu mencari solusi
dengan cepat dan tepat guna kepentingan bersama. Karena kecerdasan pemimpin
tidak diukur gelar yang didapat atau tingkat sekolah yang pernah dilalui tapi
dilihat dari tanggap dalam mengatasi problematika masyarakat yang kompleks. Tidak
hanya itu saja pemimpin harus cepat dan tepat dalam menatap atau merencanakan masa
depan masyarakat dan daerahnya dengan visi dan misi yang telah direncanakan.
Ketiga
standart di atas merupakan hal dasar yang harus tertancap dalam diri pemimpin.
Mari menjadi masyarakat yang cerdas dalam memilih pemimpin demi kemajuan bangsa
dan negara, tidak akan ada kemajuan daerah dan kesejahteraan kalau dalam diri
sendiri tidak ada keinginan berubah, perubahan hanya akan menjadi ilusi semata
yang tidak ada wujud nyatanya.
Sumber: http://siperubahan.com/read/2819/Sosok-Lentera-Yang-Diharapkan
0 Komentar untuk "SOSOK LENTERA YANG DIHARAPKAN"